Jumat, 05 Desember 2014

SISTEM HORMON

Hormon berasal dari bahasa homaein yang berarti memacu. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu dan berfungsi untuk mengatur metabolism, pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, dan tingkah laku. Hormone dibutuhkan pleh tubuh dalam jumlah sedikit tetapi mempunyai pengaruh besar.
Pada hakekatnya hormone dan saraf memiliki persamaan tugas dalam pengaturan kegiatan0kegiatan tubuh. Perbedaannya meliputi kecepatan kerjanya, banyaknya organ tubuh yang dipengaruhi, kecepatan reaksi, dan sistem peredarannya. Perhatikan tabel berikut ini
Tabel perbedaan antara sistem saraf dengan hormon
Sistem Saraf Sistem Hormon
Mengantarkan rangsangan dengan cepat Mengantarkan rangsangan dengan lembut
Mengantarkan rangsangan secara kurang teratur Mengantarkan rangsangan secara teratur
Rangsangan melalui serabut saraf Rangsangan melalui darah
Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran khusus sehingga juga disebut kelenjar buntu. Hormon dihasilkan oleh sel-sel kelenjar endokrin bila ada rangsangan saraf yang sesuai. Hormon diproduksi dalam jumlah yang sangat sedikit. Kemudian hormon diangkut oleh darah menuju ke sel, jaringan, atau organ target. Pada organ target, hormon mempengaruhi aktivitas enzim khusus, sehingga dapat mengatur berbagai aktivitas tubuh seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Kelenjar endokrin pada manusia meliputi kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenal, kelenjar kelamin, dan pankreas (kelenjar pulau-pulau langerhans).

A. Kelenjar Hipofisis
Hipotalamus memainkan peranan penting dalam koordinasi sistem saraf dan hormone. Misalnya, otak mengirimkan informasi sensoris mengenai perubahan musim dan ketersediaan pasangan kawin ke hipotalamus melalui sinyal saraf. Kemudian, hipotalamus akan memicu pembebasan hormone reproduksi yang diperlukan untuk perkawinan.
Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak, ukurannya sebesar biji ercis. Meskipun ukurannya kecil, kelenjar hipofisis berperan penting dalam sistem koordinasi tubuh. Kelenjar hipofisis mensekresikan berbagai macam hormon yang mengatur berbagai kegiatan dalam tubuh (mastergland).


Hipotalamus menyekresikan dua buah hormone, yaitu hormon pembebas (releasing hormone) yang memacu kelenjar hipofisis untuk menyekresikan hormon-hormonnya dan hormon penghambat (inhibiting hormone) yang membuat kelenjar hipofisis berhenti menyekresikan hormon. Setiap hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis dikontrol oleh paling tidak satu hormone pembebas dan penghambat yang dihasilkan oleh hipotalamus.
Kelenjar hipofisis terdiri atas tiga lobus, yaitu lobus anterior, intermediate, dan posterior. Ketiga lobus ini menghasilkan banyak hormon yang sangat penting bagi tubuh kita. Karena itu, kelenjar hipofisis disebut juga master of gland. Hormon-hormon yang disekresikan oleh hipofisis dan fungsinya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis
Hormon Fungsi
Lobus anterior
Hormone pertumbuhan Memicu pertumbuhan dengan meningkatkan laju pembentukan protein di dalam sel.
Laktotropik hormone (LTH) Merangsang produksi air susu
Thyroid stimulating hormone (TSH) Mengontrol sekresi hormone oleh kelenjar tiroid
Adrenocorticotropic hormone (ACTH) Mengontrol sekresi hormone oleh korteks adrenal
Follicle stimulating hormone (FSH)
  1. Pada wanita, merangsang perkembangan folikel pada ovarium dan sekresi estrogen
  2. Pada pria, memicu testis untuk menghasilkan sperma
Luiteinizing hormone (LH)
  1. Pada wanita, menstimulasi ovulasi dan sekresi progesterone
  2. Pada pria, menstimulasi sel interstisial untuk menghasilkan testosteron
Lobus Intermediat
Melanosit stimulating hormone (MSH) Mempengaruhi pigmentasi kulit
Lobus posterior
Hormon antidiuretik (ADH) atau vasopresin Menurunkan volume urin dengan cara menyerap air dari ginjal dan meningkatkan tekanan darah
Oksitosin Memacu kontraksi uterus selama proses melahirkan dan kelenjar susu agar mengeluarkan air susu.
Hormone diperlukan dalam jumlah tertentu. Jika suatu hormon yang dihasilkan berkurang atau berlebih akan membawa dampak-dampak yang tidak diinginkan. Jika pada masa anak-anak, sekresi hormon pertumbuhan berlebih (hipersekresi) akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Bila hipersekresi hormon pertumbuhan terjadi pada di usia dewasa, dapat menyebabkan pertumbuhan tulang abnormal di lengan, kaki, dan kepala. Kondisi ini dikenal sebagai akromegali. Sebaliknya, bila kekurangan hormon pertumbuhan pada masa kanak-kanak menyebabkan kekerdilan
B. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid di leher bagian depan dan terdiri atas dua lobus. Kelenjar tiroid menyekresikan hormon tiroksin dan kalsitonin. Fungsi dari kedua hormon ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelanjar tiroid
Hormon Fungsi
Tiroksin Mengatur metabolisme tubuh (memacu kecepatan reaksi kimia dalam sel tubuh, sehingga meningkatkan metabolisme tubuh)
Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium darah dengan cara meningkatkan penimbunan kalsium pada tulang keras, mengurangi pengambilan kalsium dalam usus, atau mengurangi pengambilan kalsium dalam ginjal.
Dalam memproduksi tiroksin, kelenjar tiroid memerlukan iodium. Kekurangan iodium dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar.
Hipotirioditisme (Kekurangan produksi hormon tiroksin menyebabkan penyakit kretinisme (kerdil pada anak-anak) dan miksedema (pada orang dewasa). Miksedema ditandai dengan laju metabolisme rendah, berat badan berlebihan, rambut rontok, dan bentuk tubuh menjadi kasar. Kelebihan hormon tiroksin menyebabkan penyakit basedow, yang ditandai mudah gugup, nadi dan napas cepat dengan tidak teratur, mulut menganga, dan mata lebar.
C. Kelenjar Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)
Kelenjar paratiroid terletak di dekat kelenjar tiroid dan menghasilkan hormon paratiroid (parathormon). Parathormon berperan untuk  meningkatkan pengeluaran fosfor oleh ginjal dan meningkatkan penyerapan kalsium dari tulang.
D. Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal berupa struktur kecil yang terletak di atas ginjal, sehingga disebut juga kelenjar anak ginjal (suprarenalis). Kelenjar adrenal terdiri dari bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar (korteks) menghasilkan hormon kortison yang terdiri dari mineralokortikoid dan glukokortikoid. Mineralokortikoid berfungsi untuk membantu metabolisme garam natrium dan kalium serta menjaga keseimbangan hormon kelamin. Glukokortikoid berfungsi membantu metabolism karbohidrat. Kekurangan hormon kortison menyebabkan penyakit adison yang ditandai dengan kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, dan muntah-muntah.
Bagian dalam (medula) menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin). Hormon adrenalin memengaruhi peningkatan denyut jantung, kecepatan pernapasan, dan meningkatkan tekanan darah (menyempitkan pembuluh darah). Adrenalin bersama insulin berpengaruh terhadap perubahan glikogen (gula dalam otot) menjadi glukosa (gula dalam darah).
E. Kelenjar Pulau-Pulau Langerhans

Kelenjar pulau-pulau langerhans merupakan sekelompok sel yang terletak di dalam kelenjar pankreas. Hormon yang dihasilkan adalah insulin dan glukagon. Hormon insulin dan glukagon bekerja sama untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila kadar glukosa dalam darah tinggi, insulin disekresikan sehingga glukosa diubah menjadi glikogen. Sebaliknya, jika kadar glukosa dalam darah menurun, glukagon disekresikan yang akan mengubah glikogen menjadi glukosa.  Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes melitus (kencing manis) yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dikeluarkan bersama urin. Tanda-tanda diabetes melitus yaitu sering mengeluarkan urin dalam jumlah banyak, sering merasa haus dan lapar, serta badan terasa lemas.
F. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin terdiri atas testis sebagai kelenjar kelamin jantan (pria) dan ovarium sebagai kelenjar kelamin betina (wanita). Jadi testis dan ovarium mempunyai kegiatan endokrin selain fungsi utamanya untuk memproduksi selsel kelamin.
1) Ovarium, menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sekresinya diatur oleh hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis. Estrogen berfungsi untuk menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus. Progesteron berfungsi untuk mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima ovum yang sudah dibuahi.
2) Testis, menghasilkan hormon testosteron yang berfungsi merangsang pematangan sperma (spermatogenesis) dan pembentukan tanda-tanda kelamin sekunder pada pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara. Sekresi hormon tersebut juga dirangsang oleh hormon yang dihasilkan oleh hipofisis.

SISTEM EKSKRESI

Ada beberapa istilah yang erat kaitannya dengan proses pengeluaran zat, yaitu:

  1. Defekasi, yaitu proses pengeluaran sisa-sisa pencernaan makanan yang disebut faeces. Zat yang dikeluarkan tidak pernah mengalami metabolisme dan tidak pernah beredar ke seluruh tubuh. 
  2. Ekskresi, adalah pengeluaran zat-zat sisa (ekskrit) metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh. Ini merupakan sisa metabolisme yang pernah beredar di seluruh tubuh. 
  3. Sekresi, adalah pengeluaran getah (sekrit) oleh suatu kelenjar yang mempunyai fungsi tertentu. Jika punya saluran khusus kelenjarnya di sebut eksokrin, dan jika tidak punya saluran khusus kelenjarnya disebut endokrin (kelenjar buntu).
 Dalam metabolisme karbohidrat dan lemak akan dihasilkan zat sampah berupa air dan C02, sedang dalam metabolisme protein akan dihasilkan air, C02 dan senyawa nitrogen. C02 akan dikeluarkan melalui paru-paru bersama-sama dengan uap air. Sedang senyawa nitrogen akan dikeluarkan melalui ginjal bersama air dalam bentuk urine. Di samping melalui ginjal air juga dikeluarkan melalui kulit berupa keringat. Dalam keringat ini ikut terlarut garam yang dikeluarkan oleh tubuh.

Alat-alat Ekskresi pada manusia
Ada beberapa organ yang mempunyai fungsi yang penting sehubungan dengan proses ekskresi, yaitu:

  1. Paru-paru (pulmo), mengeluarkan uap air dan C02.
  2. Hati (hepar), mengeluarkan urea dan membentuk empedu.
  3. Usus besar (kolon), menyerap air dan mengeluarkan logam berat.
  4. Kulit (integumen), mengeluarkan air, garam-garam mineral, dan minyak.
  5. Ginjal (ren), mengeluarkan air berupa urine yang di dalamnya terlarut garam-garam mineral dan senyawa nitrogen.

Ginjal

 Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di rongga perut sebelah kanan dan kiri ruas tulang belakang. Letak ginjal sebelah kiri lebih tinggi dari ginjal sebelah kanan. Itu karena di atas ginjal sebelah kanan terdapat hati yang berukuran besar. Bentuk ginjal seperti biji kacang berwarna merah keunguan dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram. Ginjal dibungkus oleh semacam selaput tipis yang disebut ‘kapsul’. 


Ginjal manusia berwarna merah kecoklat-coklatan, berbentuk seperti kacang merah, berukuran sebesar kepalan tangan, dan jumlahnya sepasang.
Ginjal berfungsi untuk menyaring darah dan menghasilkan urine.
a. Bagian-bagian Ginjal
Bentuk ginjal yang sudah diiris membujur dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

b.  Proses pembentukan Urine
Urine terbentuk melalui serangkaian proses yaitu dimulai dari penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi), dan pengeluaran zat (augmentasi).
gambar
c. Sistem Uriner
Urine dari rongga ginjal dialirkan melalui ureter menuju kandung kemih. Jika kandung kemih sudah cukup banyak mengandung urine, maka dinding kandung kemih menjadi tertekan sehingganya tekanan inilah yang menimbulkan rasa ingin buang air kecil. Selanjutnya, urine dikeluarkan melalui saluran pembuangan yang disebut uretra.

2. Kulit
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat di permukaan tubuh. Pada permukaan kulit terdapat kelenjar keringat yang mengekskresi zat-zat sisa. Zat-zat sisa yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit berupa keringat yang tersusun dari air dan garam-garam mineral terutama garam dapur (NaCl) yang merupakan hasil metabolisme protein.

Selain sebagai alat pengeluaran, fungsi kulit sebagai berikut :
a. Pengatur suhu tubuh.
b. Pelindung tubuh dari gangguan fisik berupa tekanan, gangguan biologis berupa jamur dan gangguan yang bersifat kimiawi.
c. Tempat penyimpanan kelebihan lemak.
d. Tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari.
e. Tempat indera peraba dan perasa.
3. Paru-paru
Selain sebagai alat pernafasan, paru-paru juga sebagai alat ekskresi yaitu mengeluarkan karbondioksida dan uap air.
Paru-paru terletak dalam rongga dada dan bagian bawahnya menempel pada diafragma.

4. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar pada manusia, warnanya merah tua, dan massanya lebih kurang 2 kg. Hati terbagi dalam dua belahan utama, yaitu belahan kanan dan kiri.
Hati berperan sebagai alat ekskresi sekaligus alat sekresi, karena hati menghasilkan cairan empedu yang berguna dalam proses pencernaan lemak.

Selain sebagai alat pengeluaran, hati berfungsi sebagai berikut :
a. menyimpan gula dalam bentuk glikogen.
b. menawarkan racun.
c. mengubah provitamin A menjadi vitamin A.
d. mengatur kadar gula dalam darah.
e. membuat fibrinogen serta protombin.
f. tempat pembentukan urea
g. menghasilkan cairan empedu



SISTEM EKSKRESI PADA INVERTEBRATA
1.      Sistem Ekskresi Porifera
Ø  Pada porifera, pengeluaran sisa metabolisma berlangsung secara difusi, dari sel tubuh ke epidermislalu dari epidermis ke lingkungan hidupnya yang berair.
Ø  Porifera mempunyai sistem saluran air yang berfungsi untuk memasukkan dan mengeluarkan air yang mengandung zat makanan, oksigen, dan sisa metabolisme.
Ø  Menurut Saluran airnya Porifera dibedakan menjadi 3 tipe: Acson, Sicon dan Leucon
Ø  ( Rhagon )
1.      Ascon
air masuk melalui ostium menuju ke spongocoel dan kemudian keluar melalui oskulum.

2.      Sicon
air masuk melalui ostium menuju ke saluran radial, baru masuk ke spongocoel dan keluar melalui oskulum
3.      Leucon (Rhagon)
air masuk melalui ostium menuju rongga-rongga bulat yang saling berhubungan, kemudian menuju ke spongocoel dan keluar.
2.      Sistem Ekskresi Coelentrata
Ø  Pada coelentrata pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida dilakukan oleh seluruh permukaan tubuhnya secara difusi.
Ø  Demikian pula pengeluaraan sisa-sisa metabolisme dilakukan secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh.
Ø  Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa makanan karena coelentrata tidak memiliki anus.
3.      Sistem Ekskresi Platyhelminthes
  Ø  Alat ekskresi Platyhelminthes seperti pada Planaria berupa sel-sel berambut getar. Karena rambut getar       ini tampak seperti nyala api , maka sel-sel ini dinamakan flame cell (sel api).
  Ø  Cairan tubuh disaring di dalam flame cell dan zat-zat sisa diserap à dikeluarkan dari tubuh melalui               lubang-lubang yang terdapat pada permukaan tubuh.
4.      Sistem Ekskresi Annelida
  Ø  Alat ekskresi cacing tanah adalah sepasang metanifridium berentuk tabung yang terdapat disetiap                   segmen tubuhnya.
  Ø  Ujung yang terdapat dalam segmen, terbuka dan berbentuk corong bersilia, disebut nefrostom. Ujung           lain lainnya yang bermuara ke luar tubuh disebut nefridiofor.
  Ø  Pada nefrostom terdapat gulungan tubulus (tabung) dan bagian yang menggelembung à Nefridiofor           dilewati materi-materi yang dikeluarkan oleh bagian yang menggelembung dari nefrostom tersebut à             Gulungan tubulus nefrostom diselubungi pembuluh-pembuluh darah yang membentuk jaringan.
Materi-materi keluar dari cairan tubuh anterior menuju nefridium lewat nefrostom yang terbuka (Akan tetapi, beberapa materi penting (air dan makanan) diikat langsung oleh sel-sel pada gulungan tubulus dan menembus pembuluh darah di sekitar tubulus yang kemudian disirkulasikan lagi) à Saat cairan bergerak di sepanjang tubulus à Garam-garam yang keluar dari tubulus ini diabsorpsi oleh darah dalam kapiler pembuluh darah yang menyelubungi tubulus à Urin yang dikeluarkan oleh cacing tanah berbentuk cair dan mencapai 60% dari berat tubuh.
5.      Sistem Ekskresi Crustacea
Ø  Organ ekskresi yang dimiliki oleh Crustacea berupa kelenjar antenna atau kelenjar maksilla. Hasil buangannya berupa ammonia dan sedikit urea serta asam urat selai itu terdapat banyak amina.
Ø  Organ ekskresi Crustacea terdiri atas sebuah kantong ujung dan saluran ekskresi yang berhubungan dengan bladder.
Ø  Kelenjar antenna dan kelenjar maksilla juga menjadi saluran pembuangan sisa metabolisme, walaupun bukan sebagai saluran utama.
Ø  Pada Crustacea insang memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan  kadar garam dalam tubuh. Insang secara aktif mengarbsorbsi garam-garam dari lingkungannya. Pada sumbu insang biasanya terdapat Mephrocyte atau sel yang mampu mengambil dan mengumpulkan partikel buangan.
6.      Sistem Ekskresi Pada Serangga 
           
Ø  Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir lewat pembuluh Malpighi à Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali secara osmosis dan transpor aktif à Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus dan sisa air akan diserap lagi à Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan feses. à Sebagian zat sisa yang mengandung nitrogen digunakan untuk membentuk kitin pada eksoskeleton dan dapat diekskresikan pada waktu pengelupasan kulit (molting).
7.      Sistem Ekskresi Myriapoda
Ø  Sistem EksresiAlat eksresi berupa pembuluh Malpighi yang mengelilingi usus.
Ø  Pembuluh Malpighi berupa serabut-serabut halus, terkadang berwarna putih atau kekuningan. 
Ø  Organ ekskresi berupa dua pasang pembuluh Malpighi yang bertugas mengeluarkan cairan yang mengandung unsur Nitrogen (N).
8.      Sistem Ekskresi Chelierata
Ø  Semua Chelierata akan mngeluarkan Limbah makanan melalui anus, untuk Xiphosura terletak disisi ventral didepan telson (ekor), pada Pycnogonida anus terletak di bagian punggung dan Arachnida anus terletak di bagian belakang perut.
9.      Sistem Ekskresi Pada Protozoa
           
Ø  Protozoa tidak memiliki organ pengeluaran khusus sehingga zat sisa metabolismenya dikeluarkan melalui rongga berdenyut (vakuola kontraktil) atau melalui kulit secara difusi dan osmosis.

10.  Sistem Eksresi Nemathelmintes
Ø  Sistem ekskresi pada Nemathelminthes sendiri dilakukan melalui nefridium, yaitu tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada invertebrata.
Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata
1.   Sistem ekskresi pada ikan
Ø  Alat-alat pengeluaran ikan berupa sepasang ginjal opistonefros yang merupakan tipe ginjal paling primitif. Pada ginjal opistonefros, tubulus bagian anterior telah lenyap, beberapa tubulus bagian tengah berhubungan dengan testis, serta terdapat konsentrasi dan pelipatgandaan tubulus di bagian posterior.
Ø  Mekanisme ekskresi ikan yang hidup di air tawar berbeda dengan ikan yang hidup di air laut.
o   Ikan yang hidup di air tawar à mengekskresi amonia dan aktif menyerap ion anorganik melalui insang serta mengeluarkan urine dalam jumlah besar.
o    Ikan yang hidup di laut à mengekskresikan sampah nitrogen berupa trimetilamin oksida (TMO) yang memberi bau khas ikan laut, menghasilkan ion-ion lewat insang, serta mengeluarkan urine sedikit.
o   Ginjal ikan air laut tidak memiliki glomerulus. Akibatnya, tidak terjadi ultrafiltrasi di ginjal dan pembentukan urine sepenuhnya oleh sekresi garam-garam dan TMO yang berkaitan dengan osmosis air. 
2.   Sistem Ekskresi Amphibia (Katak).
Ø  Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak dikanan dan kiri tulang belakang.
Ø  Warnanya merah kecoklatan, bentuknya memanjang dari depan ke belakang.
Ø  Zat sisa yang diambil oleh ginjal akan disalurkan melalui ureter -> kantong kemih yang berupa kantong berdinding tipis yang terbentuk dari tonjolan dinding kloaka. Fungsinya untuk menyimpan urine sementara. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya menyatu, sedangkan pada katak betina tidak.
Ø  Katak dapat mengatur laju filtrasi dengan bantuan hormon, sesuai dengan kondisi air di sekitarnya.
Ø  Ketika berada dalam air dengan jangka waktu yang lama à katak mengeluarkan urine dalam volume yang besar. Namun, kandung kemih katak dapat dengan mudah terisi air à Air tersebut dapat diserap oleh dinding kandung kemihnya sebagai cadangan air ketika katak berada di darat untuk waktu yang lama.
3.   Sistem Ekskresi Reptilia.
Ø  Tipe ginjal pada Reptilia adalah metanefros. Pada saat embrio, Reptilia memiliki ginjal tipe pronefros, kemudian pada saat dewasa berubah menjadi mesonefros hingga metanefros.
Ø  Hasil ekskresi pada Reptilia adalah asam urat. Asam urat ini tidak terlalu toksik jika dibandingkan dengan amonia yang dihasilkan oleh Mammalia.
Ø  Asam urat dapat juga diekskresikan tanpa disertai air dalam volume yang besar. Asam urat tersebut dapat diekskresikan dalam bentuk pasta berwarna putih.
Ø  Beberapa jenis Reptilia juga menghasilkan amonia. Misalnya, pada buaya dan kura-kura. Penyu yang hidup di lautan memiliki kelenjar ekskresi untuk mengeluarkan garam yang dikandung dalam tubuhnya. Muara kelenjar ini adalah di dekat mata. Hasil ekskresi yang dihasilkan berupa air yang mengandung garam.
Ø  Ular, buaya, dan aligator tidak memiliki kandung kemih sehingga asam urat yang dihasilkan ginjalnya keluar bersama feses melalui kloaka.
Ø  Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru dan kulit.
Ø  Burung memiliki sepasang ginjal yang berwarna coklat.
Ø  Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus (kloaka).
Ø  Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam.
Ø  Kelebihan kelarutan garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung).
Ø  Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.

ZAT ADITIF

Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin. Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu. Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan atau sintetis.
Bahan tambahan makanan adalah bahan yang bukan secara alamiah merupakan bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan makanan tersebut karena perlakuan saat pengolahan, penyimpanan atau pengemasan.
Agar makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih menarik, rasa enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet maka sering dilakukan penambahan bahan tambahan makanan yang sering disebut zat aditif kimia (food aditiva). Adakalanya makanan yang tersedia tidak mempunyai bentuk yang menarik meskipun kandungan gizinya tinggi.

  Macam zat aditif makanan
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami.Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Adapun zat aditif alami diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, dan cabai.
Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang tidak alami kemudian direaksikan. Contoh zat aditif buatan adalah monosodium glutamat, natrium benzoat, dan tartrazin.
 
C. Kegunaan zat aditif makanan
Berikut adalah beberapa kegunaan dari zat aditif makanan

1. Penguat rasa

Monosodium Glutamat (MSG) sering digunakan sebagai penguat rasa makanan buatan dan juga untuk melezatkan makanan. Adapun penguat rasa alami diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar. Contoh penguat rasa buatan adalah monosodium glutamat/vetsin, asam cuka, benzaldehida, amil asetat.

2. Pemanis

Zat pemanis buatan biasanya digunakan untuk membantu mempertajam rasa manis.Beberapa jenis pemanis buatan yang digunakan adalah sakarin, siklamat, dulsin, dan aspartam. Pemanis buatan ini juga dapat menurunkan resiko diabetes, namun siklamat merupakan zat yang bersifat karsinogen.

3. Pengawet

Bahan pengawet adalah zat kimia yang dapat menghambat kerusakan pada makanan, karena serangan bakteri, ragi, cendawan. Reaksi-reaksi kimia yang sering harus dikendalikan adalah reaksi oksidasi, pencoklatan (browning) dan reaksi enzimatis lainnya. Pengawetan makanan sangat menguntungkan produsen karena dapat menyimpan kelebihan bahan makanan yang ada dan dapat digunakan kembali saat musim paceklik tiba. Contoh bahan pengawet adalah natrium benzoat, natrium nitrat, asam sitrat, dan asam sorbat.

4. Pewarna

Warna dapat memperbaiki dan memberikan daya tarik pada makanan. Penggunaan pewarna dalam bahan makanan dimulai pada akhir tahun 1800, yaitu pewarna tambahan berasal dari alam seperti kunyit, daun pandan, angkak, daun suji, coklat, wortel, dan karamel. Zat warna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkins tahun 1856, zat pewarna ini lebih stabil dan tersedia dari berbagai warna. Zat warna sintetis mulai digunakan sejak tahun 1956 dan saat ini ada kurang lebih 90% zat warna buatan digunakan untuk industri makanan. Salah satu contohnya adalah tartrazin, yaitu pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya Tartrazin CI 19140. Selain tartrazin ada pula pewarna buatan, seperti sunsetyellow FCF (jingga), karmoisin (Merah), brilliant blue FCF(biru).

5. Pengental

Pengental yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu. Contoh pengental adalah pati, gelatin, dan gum (agar, alginat, karagenan).

6. Pengemulsi

Pengemulsi (emulsifier) adalah zat yang dapat mempertahankan dispersi lemak dalam air dan sebaliknya. Pada mayones bila tidak ada pengemulsi, maka lemak akan terpisah dari airnya. Contoh pengemulsi yaitu lesitin pada kuning telur, gom arab dan gliserin.
7. Pemutih dan pematang tepung
Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan. Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat
8. Pengatur keasaman
Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat
9. Anti kempal
Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja)
10. Pengeras
Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan)
11. Sekuestran
Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA.
 
 Menurut situs American College of Allergy, Asthma, & Immunology (ACAAI) ada terdapat ratusan jenis zat aditif makanan dan sebagian kecil diantaranya diduga dapat menimbulkan gejala medis terutama saat dikonsumsi berlebihan, yaitu:
  • Monosodium Glutamat (MSG) dapat memicu pusing dan sakit kepala
  • Zat Sulfit dan turunannya dapat memicu serangan asthma khususnya bagi mereka yang sensitif terhadap sulfit.
  • Zat pewarna merah (carmine) dan kuning (annatto) diduga menjadi pemicu reaksi anapilaksis yaitu reaksi alergi akut yang disertai dengan shock dan dapat terjadi secara tiba-tiba. Jika tidak ditangani segera, kondisi ini dapat memicu kematian.
  • Zat nitrat dan variasinya sering kali dilaporkan menjadi pemicu reaksi gatal-gatal dan biluran.
D. Bahaya zat aditif
Jika mengonsumsi zat aditif buatan pada makanan dalam jumlah berlebih dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan antara lain :
NoNama zat aditifPenyakit yang ditimbulkan
1FormalinKanker paru-paru, gangguan pada alat pencernaan, penyakit jantung dan merusak sistem saraf.
2BoraksMual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal, serta gangguan pada otak dan hati.
3NatamysinMual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.
4Kalium AsetatKerusakan fungsi ginjal.
5Nitrit dan NitratKeracunan, mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
6Kalsium BenzoateMemicu terjadinya serangan asma.
7Sulfur DioksidaPerlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
8Kalsium dan Natrium propionatePenggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
9Natrium metasulfatAlergi pada kulit
10TartazineMeningkatkan kemungkinan hyperaktif pada masa kanak-kanak.
11Sunset YellowMenyebabkan kerusakan kromosom
12Ponceau 4RAnemia dan kepekatan pada hemoglobin.
13Carmoisine (merah)Menyebabkan kanker hati dan menimbulkan alergi.
14Quinoline YellowHypertrophy, hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid
15Siklamat Kanker (Karsinogenik)
16Aspartan Gangguan saraf dan tumor otak

CONTOH ZAT ADITIF

 

Berikut beberapa macam zat aditif yang sering ditambahkan pada makanan.
 1.   Pengawet
No Nama Bahan Alami/Buatan Ramah Lingkungan/Berbahaya
1 Formalin Buatan Berbahaya
2 Garam Dapur Alami Ramah Lingkungan
3 Bawang Putih Alami Ramah Lingkungan
4 Boraks Buatan Berbahaya
 2.   Pewarna
No Nama Bahan Alami/Buatan Ramah Lingkungan/Berbahaya
1 Kunyit Alami Ramah Lingkungan
2 Daun Suji Alami Ramah Lingkungan
3 Eritrosin Buatan Berbahaya
4 Tartazine Buatan Berbahaya
 3.   Pemanis
No Nama Bahan Alami/Buatan Ramah Lingkungan/Berbahaya
1 Gula Aren Alami Ramah Lingkungan
2 Madu Alami Ramah Lingkungan
3 Sakarin Buatan Berbahaya
4 Aspartam Buatan Berbahaya
 4.   Penyedap
No Nama Bahan Alami/Buatan Ramah Lingkungan/Berbahaya
1 MSG Buatan Berbahaya
2 Cengkeh Alami Ramah Lingkungan
3 Merica Alami Ramah Lingkungan
4 Lengkuas Alami Ramah Lingkungan
 5.   Antioksidan
No Nama Bahan Alami/Buatan Ramah Lingkungan/Berbahaya
1 Lesithin Alami Ramah Lingkungan
2 Vitamin C Alami Ramah Lingkungan
3 BHA Buatan Berbahaya
4 BHT Buatan Berbahaya
  6.   Penambah Nutrisi
No Nama Bahan Alami/Buatan Ramah Lingkungan/Berbahaya
1 Kalsium Alami Ramah Lingkungan
2 Vitamin D Alami Ramah Lingkungan
3 Vitamin B1 Alami Ramah Lingkungan
4 Garam dapur Alami Ramah Lingkungan
 7.   Penambah Aroma
No Nama Bahan Alami/Buatan Ramah Lingkungan/Berbahaya
1 Etil Butirat Buatan Berbahaya
2 Amil Valerat Buatan Berbahaya
3 Vanili Alami Ramah Lingkungan
4 Daun Jeruk Alami Ramah Lingkungan
 8.   Pengatur Keasaman
No Nama Bahan Alami/Buatan Ramah Lingkungan/Berbahaya
1 Asam Cuka alami Ramah Lingkungan
2 Jeruk Nipis Alami Ramah Lingkungan
3 Asam Laktat Buatan Berbahaya
4 Asam Sitrat Buatan Berbahaya