Jumat, 05 Desember 2014

ZAT ADITIF

Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin. Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu. Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan atau sintetis.
Bahan tambahan makanan adalah bahan yang bukan secara alamiah merupakan bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan makanan tersebut karena perlakuan saat pengolahan, penyimpanan atau pengemasan.
Agar makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih menarik, rasa enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet maka sering dilakukan penambahan bahan tambahan makanan yang sering disebut zat aditif kimia (food aditiva). Adakalanya makanan yang tersedia tidak mempunyai bentuk yang menarik meskipun kandungan gizinya tinggi.

  Macam zat aditif makanan
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami.Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Adapun zat aditif alami diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, dan cabai.
Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang tidak alami kemudian direaksikan. Contoh zat aditif buatan adalah monosodium glutamat, natrium benzoat, dan tartrazin.
 
C. Kegunaan zat aditif makanan
Berikut adalah beberapa kegunaan dari zat aditif makanan

1. Penguat rasa

Monosodium Glutamat (MSG) sering digunakan sebagai penguat rasa makanan buatan dan juga untuk melezatkan makanan. Adapun penguat rasa alami diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar. Contoh penguat rasa buatan adalah monosodium glutamat/vetsin, asam cuka, benzaldehida, amil asetat.

2. Pemanis

Zat pemanis buatan biasanya digunakan untuk membantu mempertajam rasa manis.Beberapa jenis pemanis buatan yang digunakan adalah sakarin, siklamat, dulsin, dan aspartam. Pemanis buatan ini juga dapat menurunkan resiko diabetes, namun siklamat merupakan zat yang bersifat karsinogen.

3. Pengawet

Bahan pengawet adalah zat kimia yang dapat menghambat kerusakan pada makanan, karena serangan bakteri, ragi, cendawan. Reaksi-reaksi kimia yang sering harus dikendalikan adalah reaksi oksidasi, pencoklatan (browning) dan reaksi enzimatis lainnya. Pengawetan makanan sangat menguntungkan produsen karena dapat menyimpan kelebihan bahan makanan yang ada dan dapat digunakan kembali saat musim paceklik tiba. Contoh bahan pengawet adalah natrium benzoat, natrium nitrat, asam sitrat, dan asam sorbat.

4. Pewarna

Warna dapat memperbaiki dan memberikan daya tarik pada makanan. Penggunaan pewarna dalam bahan makanan dimulai pada akhir tahun 1800, yaitu pewarna tambahan berasal dari alam seperti kunyit, daun pandan, angkak, daun suji, coklat, wortel, dan karamel. Zat warna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkins tahun 1856, zat pewarna ini lebih stabil dan tersedia dari berbagai warna. Zat warna sintetis mulai digunakan sejak tahun 1956 dan saat ini ada kurang lebih 90% zat warna buatan digunakan untuk industri makanan. Salah satu contohnya adalah tartrazin, yaitu pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya Tartrazin CI 19140. Selain tartrazin ada pula pewarna buatan, seperti sunsetyellow FCF (jingga), karmoisin (Merah), brilliant blue FCF(biru).

5. Pengental

Pengental yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu. Contoh pengental adalah pati, gelatin, dan gum (agar, alginat, karagenan).

6. Pengemulsi

Pengemulsi (emulsifier) adalah zat yang dapat mempertahankan dispersi lemak dalam air dan sebaliknya. Pada mayones bila tidak ada pengemulsi, maka lemak akan terpisah dari airnya. Contoh pengemulsi yaitu lesitin pada kuning telur, gom arab dan gliserin.
7. Pemutih dan pematang tepung
Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan. Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat
8. Pengatur keasaman
Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat
9. Anti kempal
Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja)
10. Pengeras
Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan)
11. Sekuestran
Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA.
 
 Menurut situs American College of Allergy, Asthma, & Immunology (ACAAI) ada terdapat ratusan jenis zat aditif makanan dan sebagian kecil diantaranya diduga dapat menimbulkan gejala medis terutama saat dikonsumsi berlebihan, yaitu:
  • Monosodium Glutamat (MSG) dapat memicu pusing dan sakit kepala
  • Zat Sulfit dan turunannya dapat memicu serangan asthma khususnya bagi mereka yang sensitif terhadap sulfit.
  • Zat pewarna merah (carmine) dan kuning (annatto) diduga menjadi pemicu reaksi anapilaksis yaitu reaksi alergi akut yang disertai dengan shock dan dapat terjadi secara tiba-tiba. Jika tidak ditangani segera, kondisi ini dapat memicu kematian.
  • Zat nitrat dan variasinya sering kali dilaporkan menjadi pemicu reaksi gatal-gatal dan biluran.
D. Bahaya zat aditif
Jika mengonsumsi zat aditif buatan pada makanan dalam jumlah berlebih dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan antara lain :
NoNama zat aditifPenyakit yang ditimbulkan
1FormalinKanker paru-paru, gangguan pada alat pencernaan, penyakit jantung dan merusak sistem saraf.
2BoraksMual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal, serta gangguan pada otak dan hati.
3NatamysinMual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.
4Kalium AsetatKerusakan fungsi ginjal.
5Nitrit dan NitratKeracunan, mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
6Kalsium BenzoateMemicu terjadinya serangan asma.
7Sulfur DioksidaPerlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
8Kalsium dan Natrium propionatePenggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
9Natrium metasulfatAlergi pada kulit
10TartazineMeningkatkan kemungkinan hyperaktif pada masa kanak-kanak.
11Sunset YellowMenyebabkan kerusakan kromosom
12Ponceau 4RAnemia dan kepekatan pada hemoglobin.
13Carmoisine (merah)Menyebabkan kanker hati dan menimbulkan alergi.
14Quinoline YellowHypertrophy, hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid
15Siklamat Kanker (Karsinogenik)
16Aspartan Gangguan saraf dan tumor otak

CONTOH ZAT ADITIF

 

Berikut beberapa macam zat aditif yang sering ditambahkan pada makanan.
 1.   Pengawet
No Nama Bahan Alami/Buatan Ramah Lingkungan/Berbahaya
1 Formalin Buatan Berbahaya
2 Garam Dapur Alami Ramah Lingkungan
3 Bawang Putih Alami Ramah Lingkungan
4 Boraks Buatan Berbahaya
 2.   Pewarna
No Nama Bahan Alami/Buatan Ramah Lingkungan/Berbahaya
1 Kunyit Alami Ramah Lingkungan
2 Daun Suji Alami Ramah Lingkungan
3 Eritrosin Buatan Berbahaya
4 Tartazine Buatan Berbahaya
 3.   Pemanis
No Nama Bahan Alami/Buatan Ramah Lingkungan/Berbahaya
1 Gula Aren Alami Ramah Lingkungan
2 Madu Alami Ramah Lingkungan
3 Sakarin Buatan Berbahaya
4 Aspartam Buatan Berbahaya
 4.   Penyedap
No Nama Bahan Alami/Buatan Ramah Lingkungan/Berbahaya
1 MSG Buatan Berbahaya
2 Cengkeh Alami Ramah Lingkungan
3 Merica Alami Ramah Lingkungan
4 Lengkuas Alami Ramah Lingkungan
 5.   Antioksidan
No Nama Bahan Alami/Buatan Ramah Lingkungan/Berbahaya
1 Lesithin Alami Ramah Lingkungan
2 Vitamin C Alami Ramah Lingkungan
3 BHA Buatan Berbahaya
4 BHT Buatan Berbahaya
  6.   Penambah Nutrisi
No Nama Bahan Alami/Buatan Ramah Lingkungan/Berbahaya
1 Kalsium Alami Ramah Lingkungan
2 Vitamin D Alami Ramah Lingkungan
3 Vitamin B1 Alami Ramah Lingkungan
4 Garam dapur Alami Ramah Lingkungan
 7.   Penambah Aroma
No Nama Bahan Alami/Buatan Ramah Lingkungan/Berbahaya
1 Etil Butirat Buatan Berbahaya
2 Amil Valerat Buatan Berbahaya
3 Vanili Alami Ramah Lingkungan
4 Daun Jeruk Alami Ramah Lingkungan
 8.   Pengatur Keasaman
No Nama Bahan Alami/Buatan Ramah Lingkungan/Berbahaya
1 Asam Cuka alami Ramah Lingkungan
2 Jeruk Nipis Alami Ramah Lingkungan
3 Asam Laktat Buatan Berbahaya
4 Asam Sitrat Buatan Berbahaya                                                          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar